Serba serbi

Mudik Tahun ini Lewat Jalur Selatan

rest area saradan, setahun yang lalu.
rest area saradan, setahun yang lalu.

Seperti yang sudah saya rencanakan jauh hari, lebaran tahun ini saya mudik lewat jalur selatan saja. Karena pengalaman tahun lalu ketika saya berangkat dari rumah istri di Magetan menuju Kandangan via Nganjuk, saya kena macet luar biasa disana, nggak bisa jalan sampai 3 jam. Hingga waktu tempuh jadi lebih lama, berangkat dari Magetan sekitar jam 12 siang dan sampai di Kandangan jam 20.30.

rute jalur selatan
Jalur trenggalek-magetan yang belum pernah saya lewati

Sejak saat itu saya mulai mempertimbangkan lewat jalur selatan yaitu melewati Tulungagung-Trengalek-Ponorogo-Magetan. Kebetulan jalur tersebut relatif lancar ketika musim lebaran. Nah karena saya nggak tahu jalur dari Trenggalek ke Magetan, saya sering cari info jalur tersebut ke temen atau saudara yang kebetulan pernah melintas disana. Apalagi mendekati lebaran ini, kurang semingguan, makin gencar saya mencari info jalur tersebut. Alhamdulillah respon positif saya dapat dari para informan tersebut. Katanya jalannya relatif mulus, meskipun ada kelokan di beberapa titik.

Semoga perjalanan nanti lancar serta nggak menemui kemacetan, dan yang paling penting nggak tersesat. Kebetulan istri sudah saya boyong duluan ke Magetan sedangkan saya masih ada urusan kerja di Kediri, jadi masih harus balik lagi ke Kediri. Dan rencana mendekati lebaran saya berangkat lagi ke Magetan untuk merayakan lebaran dulu disana, baru beberapa hari kemudian gantian mudik ke Kandangan. (Ochim)

Iklan
Bismania

Berbuka Puasa di dalam Bis Sumber Selamat

Sumber Selamat Jurusan Surabaya - YogyakartaIni pertama kalinya saya harus berbuka di dalam bis, makan dengan menu seadanya, mengandalkan jajanan yang dibawa para pedagang asongan. Karena memang ketika start perjalanan dari rumah Magetan sudah terlalu sore sekitar jam 15.30. Tujuan saya adalah pulang ke Kandangan yang biasanya menempuh perjalanan 4 jam dari terminal Maospati. Jadi sudah dipastikan kalau nanti masuk waktu maghrib saya masih diatas bis.

Naik bis Sumber Selamat dari Terminal Maospati, sang driver main tancap gas menuju ke timur sampai Surabaya. Bis ini lumayan ngebut, kebetulan arus lalu lintas masih sepi, belum nampak ada penumpukan kendaraan mudik di ruas jalur tengah Jawa Timur ini, mungkin karena lebaran masih kurang seminggu lebih jadi belum banyak yang melakukan perjalanan mudik.

Pukul 17.30 saya masih sampai di Wilangan, Nganjuk. Namun masih ragu apakah kawasan ini sudah masuk maghrib? Dari dalam bis juga nggak begitu denger suara adzan dari masjid di pinggir jalan. Ya sudah saya tunggu saja sampai pukul 17.40 baru saya mulai berbuka dengan air botol yang sengaja saya bawa dari rumah Magetan.

Kabin bis Sumber SelamatPukul 17.50 Bis Sumber Selamat mulai masuk Terminal Anjuk Ladang Nganjuk, langsung diserbu oleh belasan pedagang asongan yang naik bis untuk menawarkan dagangan mereka, ada tahu goreng, lumpia, kacang godog, minuman dingin, makanan oleh-oleh dan masih banyak lagi yang ditawarkan. Namun saya nggak tertarik, saya menunggu ada pedagang asongan yang jual nasi bungkus.

nasi bungkusDikerumunan pedagang asongan tersebut, ternyata ada yang jual nasi bungkus, ya uwes langsung beli 1 bungkus seharga 5000 perak dan 1 lumpia seharga 2000 perak. Lauknya nasi bungkus cuma mie goreng, sejumput sambel goreng tempe dan sedikit telor goreng, Alhamdulillah rasanya cukup “terarah”, awalnya saya ragu seperti apa rasanya nasi bungkus dagangan para asongan. Meskipun porsinya sedikit, yang penting sudah berbuka pakai nasi 😀

Pukul 18.05 bis mulai beranjak meninggalkan Terminal dan langsung injak gas lebih dalam menuju Surabaya, saya rencananya turun di Terminal Jombang lalu oper bis Puspa Indah tujuan Malang, berharap nantinya masih ada bis Puspa Indah yang ngetem di Terminal Jombang, karena setahu saya Bis warna biru tersebut keberangkatan terakhir pukul 19.40, dan harapan saya sebelum jam tersebut sudah sampai di Jombang.

Terminal jombangAlhamdulillah tepat pukul 19.30 saya turun di Terminal Kepuhsari Jombang dan langsung berjalan cepat menuju shelter keberangkatan bis, dari kejauhan nampak ada Bis warna biru lagi ngetem, amaan…masih dapat bis terakhir menuju Malang dan saya numpang sampai Kandangan.  (Ochim)

note:

tarif bis Sumber Selamat Maospati – Jombang : 16.000

tarif bis Puspa Indah Jombang – Kandangan : 8000

Serba serbi

Espass Melahap Tanjakan Ekstrem di Kawasan Plaosan, Magetan

daihatsu espass tahun 1996Dapat undangan dari tetangga rumah istri di Magetan untuk ikut ngiring manten di kawasan Plaosan. Kebetulan memang pas lagi mudik ke rumah istri bawa espass, ya udah sekalian ajak tetangga yang lain untuk bareng sekalian mumpung longgar. Espass di isi penumpang melebihi kapasitas, standarnya adalah 7 orang namun biar bisa ikut semua akhirnya sampai penuh 9 orang plus barang bawaan (seserahan).

Baris kedua di isi 3, kemudian baris ketiga 4 orang, wes berdesakan jadinya. Saya sih nggak khawatir apa-apa mengenai kondisi mobil karena yakin bakal kuat nanjak di kawasan Plaosan, yaitu daerah menuju Telaga Sarangan. Sudah bisa saya bayangkan seperti apa tanjakan-tanjakan disana karena sudah berkali-kali melewati Plaosan saat ke Sarangan. Jalan yang cukup luas dan aspal mulus serta tanjakan yang cukup landai.

Namun ternyata berbeda, penunjuk jalan melewatkan espass ke jalan alternatif, kondisi jalan cukup sempit dan bergelombang, nanjak terus dan berliku-liku. Awalnya saya biasa saja nggak ada rasa was-was karena merasa espass mampu melewati tanjakan tersebut.

jalan menuju sarangan
jalannya mirip seperti ini, tapi sempit, menanjak dan banyak tikungan tajam

Namun lama kelamaan jalan semakin esktrem saja, terlalu menanjak dan kelokan tajam, kemudian kondisi aspal bergelombang. Saya mulai khawatir, sesering mungkin saya melirik temperatur suhu mesin. Espass berjalan semakin pelan tapi mesin meraung-raung. Saya hanya berjalan pada gigi 1 dan 2 dengan kitiran mesin 4000 rpm, cukup ngoyo dengan kondisi penumpang overload.

Penumpang dalam mobil pada asik ngobrol-ngobrol, mereka nggak tahu kalau sopirnya ini lagi cemas, khawatir mobil nggak kuat nanjak dan mesin tambah panas. Saat itu jarum temperatur anteng pada posisi tegak. Kalau nantinya jarum tersebut nambah lagi, saya bakal berhenti dulu untuk mendinginkan mesin.

Pasar wisata Plaosan MagetanSalah satu mobil rombongan yaitu L300 diesel di depan saya enteng saja menaiki tanjakan ekstrem tersebut, jauh meninggalkan saya. Jalur ini termasuk cukup pedalaman tapi arahnya adalah ke Pasar Plaosan, yaitu pasar yang berada di pinggir jalan raya menuju Sarangan.

Alhamdulillah ternyata sudah sampai lokasi dan espass masih segar bugar nggak ada gejala overheat seperti yang saya khawatirkan dijalan tadi. Ternyata lokasi mantenan berada di perkampungan yang lokasinya dataran tinggi dan jalannya banyak tanjakan. Persis seperti di perkampungan Mantung, Pujon. (Ochim)

Motor

Bearing Gear Belakang Pecah

imagesPerjalanan saya dari Magetan ke Kandangan kemarin sedikit terhambat karena ada kerusakan pada bearing/klaker gear belakang pada motor supra125. Berangkat pukul 15.25, saat baru jalan sekitar 10 menit, tiba-tiba saja dikejutkan oleh suara yang keras seperti besi bergesekan di bagian kiri, lalu hilang lagi, muncul dan hilang lagi begitu terus. Hingga akhirnya memasuki kawasan Gorang-Gareng, saya mampir ke bengkel ahass (untung masih buka) dan menyampaikan keluhan saya.

Awalnya mekanik menyimpulkan rantai terlalu kencang sampai menimbulkan suara bergesekan, lalu saya sampaikan bahwa suaranya cukup keras, bukan seperti pada rantai. Kemudian roda coba dibongkar, baru mengendorkan as tengah, gear belakang ternyata sudah hampir lepas sendiri, mekanik memastikan kalau klakernya gear pecah, setelah dibuka semuanya dan mengeluarkan klakernya, memang benar kondisi klaker memperihatinkan, solusinya diganti dengan yang baru.

Pengerjaanya cepat, mas mekaniknya cukup cekatan dalam memasang roda kembali, sempat bermasalah dengan rantai, karena posisinya sudah mentok di belakang, lebih baik rantai diambil 2 mata, biar nggak kendor lagi. Cukup 15 menit sudah kelar, langsung bayar ke kasir dan membayar 30 perak saja. Tak lupa menyampaikan terima kasih pada mas mekanik tadi dan langsung ngegas menuju Kandangan melibas jalan sepanjang 130 km. (Ochim)

Serba serbi

Catatan Perjalanan Magetan – Kandangan saat Long weekend

Seperti diketahui bahwa pada pada akhir Januari kemarin dalam kalender terdapat tanggal merah pada hari Jumat (31/01), maka bisa dipastikan akan banyak orang mudik atau memanfaatkan akhir pekan panjang dengan bepergian keluar kota, begitu juga dengan saya dan istri. Jadi hari kamis siang kami mudik ke rumah mertua di Magetan. Nah saat pulangnya ke Kandangan lagi pada hari minggu kemarin, sebelum berangkat saya memperkirakan mungkin nanti di jalan akan menemui beberapa titik kemacetan. Jalur yang saya lewati adalah Magetan – Madiun – Kertosono – Papar – Pare – Kandangan.

images1Berangkat dari rumah Magetan di kawasan Ngariboyo pukul 15.00, mampir dulu di SPBU Gorang – Gareng untuk isi bensin dulu, 100.000 saja. Sore itu cuaca masih cerah namun langit di bagian timur nampak mendung gelap, mungkin di Madiun sudah diguyur hujan.

Berjalan santai saja di kecepatan 60 kpj, pelan-pelan menikmati perjalanan hingga saat sampai di kawasan Balerejo, Madiun, grimis mulai mengguyur, kendaraan di jalan masih belum nampak banyak seperti perkiraan saya. Namun saat sampai Caruban, ternyata sudah ada macet, walah… dan ternyata simpulnya ada di perlintasan kereta api kawasan perbatasan Caruban-Saradan, jadi saat melintas rel kereta api, semua kendaraan berjalan pelan dan ini yang menyebabkan macet, apalagi ada kereta lewat, tambah panjang macetnya.

images2Setelah lepas rel kereta, jalan mulai lengang dan mobil bisa dipacu lagi, hingga akhirnya berhenti sebentar untuk sholat di SPBU kawasan Saradan paling timur setelah melewati hutan.

images3Ternyata di SPBU ini banyak banget yang mampir untuk istirahat. Sambil istirahat sebentar, saya sempatkan untuk buka laptop untuk online sebentar dan ternyata ada status dari E100 yang mengabarkan bahwa terjadi macet di Perempatan Mengkreng/Braan (Kertosono),

UntitledJalur tersebut adalah yang nantinya akan saya lewati, berhubung ada info macet, saya merubah jalur yaitu setelah sampai Nganjuk, saya akan ambil jalur ke Kediri kota saja, menghindari macet Mengkreng/Kertosono.

Setelah lanjut jalan lagi hingga sampai di Wilangan, ketemu macet lagi, seperti biasa karena menemui perlintasan rel kereta, macet memanjang.

images5Setelah melewati rel kereta, jalan lebih lancar lagi dan saat sampai di pertigaan besar timurnya terminal Nganjuk, saya belok kanan ambil jurusan ke Kediri kota. Dari sini jalan sampai ke Kota Kediri cukup lengang dan saya bisa memacu mobil 70 kpj. 30 menit saja sudah sampai Kediri dan melewati Semampir – Ngasem – Pagu – Pare dan akhirnya sampai di Kandangan.

Last…jika hari terakhir liburan atau saat long weekend, jalur tengah Madiun – Jombang memang sering menemui kemacetan karena volume kendaraan yang meningkat, biasanya titik kemacetan berada di perlintasan rek kereta api yang banyak melintas di jalur ini, dan yang paling parah titik kemacetan berada di Kertosono khususnya di perempatan Mengkreng/Braan. (Ochim)