Yeaaach… Pasukan Garuda Muda berhasil mengandaskan Tim kuat Korea Selatan dengan skor 3-2, dengan hasil tersebut maka Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia U-19 yang akan digelar di Myanmar pada tahun 2014. Ini menjadi sukses besar kedua setelah beberapa waktu lalu Timnas U-19 berhasil menjuarai Piala AFF U-19. Semoga tahun depan Indonesia kembali meraih hasil terbaik. (Ochim)
Sekarang ini sudah banyak kompresor penambah angin untuk kendaraan bermotor tersedia di setiap SPBU, fasilitas ini gratis lagi. Jadi nggak perlu nyari tukang tambal ban dan bisa ngisi sendiri. Oya bisanya juga ada kran untuk menambah air radiator mobil. Wujud kepedulian untuk para pengendara yang sedang melakukan perjalanan.
Namun ternyata nggak semua pengendara tahu bagaimana caranya mengisi angin sendiri. Hal ini juga pernah saya alami saat ngisi bensin di SPBU di depan kampus UMM Malang. Waktu itu di jalan ban terasa empuk banget sehingga nggak enak di pake jalan. Kebetulan tanki bensin lagi kosong dan mampir di SPBU depan kampus. Sebenarnya memang ada tempat untuk menambah angin sendiri namun karena saya nggak bisa dan kebetulan buru-buru jadi males untuk coba ngutak-ngatik memakainya.
Nah, beberapa waktu lalu saat saya hendak melakukan perjalanan ke Mojokerto, ban motor depan-belakang terasa kurang angin, akhirnya mampir dulu di SPBU jalan Jombang, Kandangan. Saya coba untuk cari tahu dengan melakukan observasi sebentar terhadap ujung slang penambah angin tersebut 😛 , ujung tersebut kita sambungkan ke pentil ban lalu tarik tuas warna hitam ke belakang untuk mengunci pentil ban. Kemudian tekan dan lepas pegangan slang untuk membuka/menutup saluran angin dari kompresor menuju ban motor. Jika ban sudah terasa keras, tarik ke atas tuas pengunci pentil tadi.
Begitulah hasil observasi dan riset yang saya lakukan terhadap kompresor penambah angin ban,hwhehee 😛 😛 . Kelihatannya memang simpel, tapi bagi yang nggak pernah melakukannya, tentu kelihatannya ribet dan susah akhirnya jadi males untuk tambah angin sendiri di SPBU.
Sekarang ayo biasakan untuk memperhatikan tekanan ban pada kendaraan anda, jika terasa kurang, mampir ke SPBU yang sudah banyak menyediakan pompa kompresor penambah angin, ketimbang harus nyari tukang tambal ban dulu lalu bayar lagi. (Ochim) Â
Awalnya saya sempat kebingungan saat membutuhkan segera berkas data punya istri dari Magetan. Saya butuh hari itu juga (senin) di kirim ke rumah untuk keperluan besoknya pada hari selasa. Sempat merencanakan berkas di kirim via kantor pos kilat saja namun setelah menanyakan pada petugas pos katanya kok sampai di Kantor pos kediri selasa siang, wah terlalu telat dan itupun belum dikirim ke rumah alias masih di kantor pos kota Kediri.
Akhirnya terfikirkan bagaimana kalau di kirim melalui jasa travel penumpang dengan jurusan Magetan – Malang yang pastinya akan melewati rumah saya di Kandangan. Kemudian Keluarga di Magetan mencarikan agen travel jurusan ke Malang dan ternyata memang bisa. Untuk tarifnya rata-rata separuh harga dari tarif penumpang, kebetulan tarif penumpang normalnya 80 ribu sedangkan travel yang saya titipi berkas kemarin mengenakan tarif 45 ribu.
Tapi sempat ditawar-tawar akhirnya sepakat di harga 25 ribu, wah murah kan? namun sopirnya nggak bisa mengantarnya sampai di depan rumah melainkan janjian ketemu di pinggir jalan raya Kandangan, yowes nggak masalah yang penting bisa sampai hari senin sore atau malam. Travel berangkat dari Magetan Pukul 15.00 dan diperkirakan sampai di Kandangan pukul 18.00. Nanti saya dihubungi sopir kalau sudah dekat Kandangan.
Tepat pukul 18.00 saya coba telpon sopir katanya masih sampai di daerah Badas, lalu sepakat ketemuan di halte bis di Jalan Malang dekat prempatan Kandangan. Sopir bilang kalau mobil travelnya menggunakan armada Daihatsu Luxio warna putih polos plat nomor XX 1273 XX. Saya langsung siap-siap sholat maghrib dulu lalu berangkat ke halte biar travel nggak menunggu saya saat di Kandangan karena masih meneruskan perjalanan ke Malang.
Saya berangkat bersama istri naik motor menuju halte bis di jalan Malang, menunggu disana sebentar sekitar 15 menit, lalu dari kejauhan nampak mobil Luxio sedang brenti di lampu merah dari arah Pare. Luxio tersebut brenti sambil menyalakan lampu sein kanan yang artinya akan belok kanan menuju arah Malang. Pasti itu mobil travelnya, walau saya sempat agak ragu karena bodi mobil tersebut nggak tampak ada tulisan jurusan maupun nama travelnya.
Beberapa saat kemudian mobil tersebut bergerak mendekat ke halte dan brenti, sekilas saya lihat plat nomer mobil sesuai dengan yang di bilang sopir tadi saat di telpon. Langsung mendekat di pintu depan dan saling konfirmasi, sambil ngobrol sebentar berkas titipan diserahkan ke saya dan Luxio putih tersebut langsung tancap gas melanjutkan perjalanan menuju Malang. (Ochim)
Perahu tambang atau tambangan adalah sebutan perahu penyeberang yang ada di kawasan Kediri dan sekitarnya sebagai sarana transportasi untuk menyeberang sungai brantas yang membentang dari wilayah selatan sampai utara Kediri. Jadi perahu tambang ini banyak tersebar di wilayah tertentu pinggiran sungai Brantas untuk membantu masyarakat yang melakukan kegiatan di barat sungai maupun sebaliknya.
Seperti perahu tambang yang saya lewati di kawasan Papar hari minggu kemarin, tambangan ini termasuk ramai karena kebetulan jalurnya sangat strategis untuk menuju Nganjuk – Madiun dari arah Pare dan sebaliknya, tapi hanya untuk kendaraan roda dua saja alias motor.
Jika melewati tambangan ini, kita bisa menghemat waktu tempuh lebih cepat lagi untuk sampai di Nganjuk. Karena tambangan di wilayah ini menghubungkan antara Kecamatan Papar Kabupaten Kediri di sisi timur dengan Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk di sisi Barat sungai. Jadi dari perempatan Papar, kita mengambil arah ke barat atau kalau dari arah Pare, lurus saja nanti ada petunjuk jalan menuju perahu tambangan.
Namun saat saya lewati kemarin, ternyata kondisi aliran sungai sedang dangkal sehingga perahu nggak bisa buat menyeberang. Jadinya penyedia jasa penyebarangan membuat sesek bambu untuk menghubungkan sisi timur sampai ke ujung barat. Saat sampai di tengah nantinya kita membayar retribusi seribu perak saja. Biasanya sesek bambu hanya di tepi saja untuk menuju ke perahu tambangan yang akan menyeberang. (Ochim)
Akhir-akhir ini saya sering iseng memikirkan tentang pengganti motor saya sekarang, Supra X 125. Jika seandainya pengen ganti motor, saya pengennya ya tetap tipe bebek namun sekelas dengan Supra. Tiba-tiba terlintas dengan bebek produk Suzuki yaitu Axelo 125.
Yup…motor ini terlihat sangat ekslusif, jarang sekali berseliweran di jalanan. Nampaknya memang kurang diminati oleh sebagian besar konsumen roda dua. Kemudian saya iseng untuk masuk ke sebuah komunitas Suzuki Axelo yang ada di facebook dan mengikuti postingan-postingan para penggunanya.
Sampai beberapa jam yang lalu saya sempat chating dengan pengguna Suzuki Axelo 125, menanyakan tentang suspensinya, pengalaman selama menunggang Axelo, konsumsi bahan bakar serta ketersediaan parts.
Dalam obrolan tersebut memang untuk shockbreaker depan-belakang Axelo sangat nyaman untuk di kendarai jarak jauh. Kemudian untuk konsumsi bahan bakar, standar saja nggak terlalu boros dan itu tergantung gaya mengendara.
Yup…saat ini saya memang mulai tertarik dengan si Axelo. Motor ini dari segi mesin memang tangguh, akeselerasinya mantab, minim getaran dan kualitas cat bodi yang istimewa, nggak gampang kusam meskipun usia motor diatas 5 tahun.
Hal ini di amini oleh pemiliknya, doi bilang memang kualitas mesin nggak kalah dengan motor bebek sekelasnya, bahkan lebih unggul dari segi akselerasi. Meskipun di geber di kecepatan tinggi, mesin masih terasa halus dan nggak bikin kaki kesemutan saat riding jarak jauh.
Namun dari semua kelebihan Suzuki Axelo, ternyata ada kelemahan utama yaitu sulitnya mencari sparepartnya, serta harganya yang kelewat mahal jika dibandingkan dengan motor dari brand sebelah. Jadi menurut pengalamannya parts axelo nggak mudah di dapat walaupun itu di bengkel resmi sendiri.
Beda cerita kalau parts-parts tersebut untuk Suzuki Satria Fu, semua yang kita inginkan pasti ada di bengkel resmi. Yachh…nggak heran, seperti yang kita tahu produk roda dua Suzuki yang laris manis ya cuma Satria Fu.
Menariknya, penunggang Axelo tersebut malah sebenarnya dia lebih demen dengan Supra X 125. Alasannya cukup simpel, karena desain bodi yang menurutnya lebih keren jika dibandingkan dengan Axelo. Walaupun doi juga mengakui terdapat fitur getarnya. Yowes…ijolan po piyee… 😀 😀 😀 (Ochim)