Erupsi Gunung Kelud 2014

Kediri, Setahun yang Lalu…

abu gunung keludPembaca sekalian pasti sudah tahu ada apa di tanggal 13 Februari pada tahun yang lalu. Saat itu kamis malam Gunung Kelud mengalami erupsi mulai pukul 22.30 sampai mereda pada pukul 03.00.

jembatan pucang, kandanganAwalnya saya dibangunin istri sekitar jam 12 malam, lalu mendengar suara gemuruh, listrik padam, serta dijalan banyak kendaraan lewat. Orang serumah pada bangun lalu keluar rumah, tepatnya duduk di teras saja, melihat situasi jalan banyak motor berhamburan. Kita semua hanya dirumah saja nggak kemana-mana, karena merasa jauh dari puncak kelud sekitar 30 km, jadi masih merasa aman.

pakai masker Saat itu sebenarnya saya pengen keluar mencari tempat lapang untuk melihat ke arah selatan tapi istri melarang, ya uwes dirumah saja sambil mendengar suara gemuruh.

Ochim1100Pada saat suara gemuruh terhenti, kemudian muncul hujan pasir turun melanda rumah. Saya masih inget jam 3 dini hari tersebut hanya mendengar suara hujan pasir dan kadang diselingi suara seperti kejatuhan kerikil diatas genting.

Ochim1082Karena sudah turun pasir, biasanya itu pertanda letusan sudah berakhir, begitu kata bapak. Akhirnya kita semua kembali ke kamar untuk tidur lagi.  Baru saat paginya saya keluar keliling desa melihat situasi pasca erupsi tadi malem.

Alhamdulillah saat malam erupsi Kelud waktu itu semua warga kediri maupun blitar selamat nggak ada korban jiwa. Sebenarnya ada tapi warga yang meninggal itu karena jatuh dari atap rumah saat membersihkan abu vulkanik dirumahnya. Kalau nggak salah di kawasan Ngantang. (Ochim)

Erupsi Gunung Kelud 2014

Ada yang Bersyukur Ketika Kelud Erupsi

Kepulan asap Kelud yang masih terlihat pasca erupsi
Kepulan asap Kelud yang masih terlihat pasca erupsi

Pasca bencana erupsi Kelud beberapa bulan lalu, menyisakan trauma yang mendalam serta kehilangan harta benda. Beberapa rumah warga serta instansi pemerintah yang berada di lereng Kelud rusak parah, khususnya atap bangunan yang terkena hujan batu.

Walaupun begitu, ternyata  ada salah satu warga lereng Kelud yang merasa bersyukur saat Kelud memuntahkan material vulkanik, khususnya warga Puncu. Ini saya ketahui saat lagi ngobrol dengan bapak-bapak di sebuah warung di dekat sekolah. Waktu itu tema obrolan memang lagi ngomongin suasana malam ketika Kelud meletus pukul 22.40.

Bapak tersebut sengaja nggak ikut mengungsi seperti warga lainnya karena sedang menunggu ibunya yang sakit dirumah. Beliau juga merasa aman dirumahnya nggak akan terjadi apa-apa. Padahal rumah termasuk dekat kurang dari 10 km dari puncak Kelud.

Beliau melihat dengan mata kepala sendiri dalam radius lebih dekat, muntahan material vulkanik berwarna merah seperti api disertai asap tebal memancar keluar dari puncak Kelud, menurut gambarannya, seperti kembang api, terus menerus menyembur di barengi suara gemuruh dan suara genting yang dijatuhi batu kerikil di atap rumahnya. Bapak yang berprofesi sebagai penjual lpg ini melihatnya dari teras rumah. Waktu itu sudah nggak ada warga lagi, Puncu seperti desa mati, hanya ada beliau dan ibunya yang sudah tua di dalam rumah.

Beruntung sekali katanya bisa melihat secara langsung bagaimana kelud meletus dan merupakan anugerah tersendiri melihat fenomena alam tersebut. Baginya, letusan Kelud adalah suatu pertunjukkan alam yang menakjubkan yang nggak ada tandingannya. Sebelumnya pada letusan kelud tahun 1990, beliau nggak bisa melihat secara langsung, hanya ikut mengungsi saja seperti warga yang lain. (Ochim)

Erupsi Gunung Kelud 2014

Keluar rumah, Pakai Masker Dulu Sob…

Ochim1109Semenjak Kelud erupsi pada tanggal 13/02/2014, rasanya jadi malas keluar apalagi di jalan manapun banyak abu vulkanik yang beterbangan. Ya uwes dirumah saja, tempat kerja saya di Puncu pun diliburkan karena termasuk wilayah terlarang, harus disterilkan.

jembatan pucang, kandanganNamun jika memang terpaksa harus keluar rumah, wajib hukumnya pakai masker atau penutup hidung lain seperti sapu tangan, sleyer, dll. Hal ini untuk menghindari terkena penyakit yang disebabkan dari abu vulkanik Kelud, bahaya lho, kesehatan kita kudu diperhatikan. Kebetulan di kampung saya kemarin sore ada pembagian masker, tapi kudu bayar 3500 perak, asssyyemm tenan, tak kiro gratis. (Ochim)