Pembaca sekalian pasti sudah tahu ada apa di tanggal 13 Februari pada tahun yang lalu. Saat itu kamis malam Gunung Kelud mengalami erupsi mulai pukul 22.30 sampai mereda pada pukul 03.00.
Awalnya saya dibangunin istri sekitar jam 12 malam, lalu mendengar suara gemuruh, listrik padam, serta dijalan banyak kendaraan lewat. Orang serumah pada bangun lalu keluar rumah, tepatnya duduk di teras saja, melihat situasi jalan banyak motor berhamburan. Kita semua hanya dirumah saja nggak kemana-mana, karena merasa jauh dari puncak kelud sekitar 30 km, jadi masih merasa aman.
Saat itu sebenarnya saya pengen keluar mencari tempat lapang untuk melihat ke arah selatan tapi istri melarang, ya uwes dirumah saja sambil mendengar suara gemuruh.
Pada saat suara gemuruh terhenti, kemudian muncul hujan pasir turun melanda rumah. Saya masih inget jam 3 dini hari tersebut hanya mendengar suara hujan pasir dan kadang diselingi suara seperti kejatuhan kerikil diatas genting.
Karena sudah turun pasir, biasanya itu pertanda letusan sudah berakhir, begitu kata bapak. Akhirnya kita semua kembali ke kamar untuk tidur lagi. Baru saat paginya saya keluar keliling desa melihat situasi pasca erupsi tadi malem.
Alhamdulillah saat malam erupsi Kelud waktu itu semua warga kediri maupun blitar selamat nggak ada korban jiwa. Sebenarnya ada tapi warga yang meninggal itu karena jatuh dari atap rumah saat membersihkan abu vulkanik dirumahnya. Kalau nggak salah di kawasan Ngantang. (Ochim)