Beberapa waktu lalu ketika lagi libur weekend di akhir bulan oktober 2020, saya beserta anak dan istri mau ke tempat wisata Bhakti Alam yang ada di kawasan Pasuruan. Bhakti alam ini adalah agrowisata yang menyajikan perkebunan buah, bunga dan tanaman lain yang cocok dikunjungi bersama keluarga utamanya anak-anak. Nah kebetulan saya belum pernah kesana, kecuali anak istri yang sudah pernah waktu ikut rombongan para guru di sekolahan.
Berangkat dari Mojokerto sekitar pukul 07.00 berjalan santai kecepatan 60 km/jam dengan arus lalu lintas relatif masih lengang. Waktu tempuh saya perkirakan 3 jam atau malah bisa lebih karena mengingat jalur menuju ke Bhakti Alam yang sama sekali belum pernah saya lewati, jadi nantinya bakal masih mencari akses jalan yang tentunya membuat waktu tempuh jadi agak lama.
Perjalanan kali ini melewati jalur Mojosari – Krembung – Porong kemudian masuk di jalur arteri Porong dan ambil arah ke Malang. Di jalur ini mulai padat oleh kendaraan-kendaraan besar seperti truk dan bis karena memang jalur sibuk yang menghubungkan Surabaya dengan kota-kota lain di Jawa Timur, jadi untuk pengendara motor harus ekstra hati-hati. Dalam perjalanan, sempat berhenti untuk sarapan di daerah gempol setelah melewati Bunderan Apollo.
Setelah sarapan lanjut perjalanan sampai di Pertigaan Purwosari, saya berhenti sebentar dan mulai buka gps untuk melihat jalur yang akan saya lewati menuju Bhakti Alam. Dari arah Surabaya, saya ambil kiri lalu nanti sekitar 500 meter ada SMKN 1 Purwosari, setelah sekolahan ini ada pertigaan dan terdapat tanda arah Bhakti Alam saya belok kanan. Kemudian ikuti jalan ini nantinya di setiap persimpangan jalan ada petunjuk menuju Bhakti Alam. Awalnya jalur ini biasa saja, aspalnya halus dan jalan agak sempit, kemudian setelah beberapa kilometer mulai menanjak sehingga saya harus menyesuaikannya dengan gigi rendah sampai di gigi 1 dan motor meraung melahap tanjakan.

Sekitar pukul 10.30 saya sudah sampai di pintu gerbang Bhakti Alam, tak disangka ternyata agrowisata ini ditutup, walah…. Sudah riding sampai 3,5 jam ternyata sampai di tujuan malah tutup. Kata security yang jaga di gerbang, masih belum tahu kapan akan dibuka lagi. Yowes akhirnya dengan perasaan kecewa, kita kembali turun. Dalam suasana kecewa, tiba-tiba turun hujan deras dan saya pun berhenti disebuah musholla. Memang ketika saya sampai di Purwosari tadi cuaca sudah mendung gelap walaupun masih terlihat matahari.

Saya berteduh di musholla sambil merencanakan tempat wisata pengganti yang akan kita kunjungi yang paling dekat dengan Bhakti Alam ya Taman Safari Prigen. Akhirnya kita putuskan kesana saja dan kebetulan searah juga dengan jalan pulang.
Hujan masih deras dan jam menunjukkan pukul 11.00, yowes nekat segera berangkat dengan memakai mantel terlebih dahulu, perjalanan turun agak pelan karena memang masih hujan deras dan cukup membuat saya agak khawatir karena pernah punya pengalaman rem blong di kawasan Pacet.
Setelah sampai di jalan raya Purwosari, saya memutuskan untuk mencari masjid dulu untuk sholat Dhuhur karena nantinya pasti agak lama di Taman Safari dan sekalian menunggu agak reda hujannya.

Setelah 30 menitan, kita bergegas lagi lanjutkan perjalanan, nggak jauh dari masjid ternyata sudah sampai di gerbang khas Taman Safari yaitu dua gading berjajar di kanan-kiri, lalu ikuti jalan kurang lebih 8 km sedikit menanjak menuju loket pembayaran.

Loket masuk Taman Safari Prigen 110.000, ada pilihan jenis tiket lain sebenarnya tapi petugasnya langsung kasih saya harga 110.000 per orang ditambah parkir motor, kalau nggak salah 5000.
Karena kita bawa motor, jadi untuk melihat satwa kita menumpang elf yang sudah disediakan terparkir di pemberangkatan. Selama melihat satwa, hujan turun deras setelah tadi hanya gerimis saja sepanjang perjalanan. Setelah habis rute mengelilingi satwa, kita turun di sebuah halte dan dari sini adalah kawasan wahana-wahana yang bisa kita coba dan mainkan. Di lokasi wahana ini masih gerimis dan saya hanya berkeling yang dekat-dekat saja, naik wahana mobil keliling dan bombom boat, sempat melihat atraksi gajah yang tempat duduk penontonnya nggak ada atap untuk berteduh, lalu melihat berbagai atraksi satwa yang lokasinya tertutup.
Setelah muter-muter kurang lebih 2 jam, akhirnya kita memutuskan untuk menuju parkiran untuk pulang, karena hujan cukup lebat setelah kita keluar dari tempat atraksi satwa. Kurang lama sih sebenarnya melihat semua wahana karena kondisi hujan dan mengingat waktu sudah menjelang sore, harus segera pulang biar nggak kemaleman sampai di Mojokerto.

Ditengah perjalanan antara Prigen-Pandaan hujan semakin deras dan jarak pandang terbatas, pukul 16.30 saya mampir ke masjid di kawasan gempol untuk sholat ashar sambil menunggu hujan agak reda. Namun ternyata tetap deras dan kita memutuskan lanjut perjalanan hingga sampai di Mojokerto jam 20.00. Jadi perjalanan kali ini bener-bener diguyur hujan terus selama setengah hari. (Ochim)