Beberapa waktu lalu saya mengajak anak istri untuk mengunjungi tempat wisata air terjun Dlundung di kawasan Trawas-Mojokerto. mendadak sih berangkatnya karena sebenarnya saya baru pulang dari suatu acara di sekolah sekitar jam 11 an, kemudian baru kepikiran untuk ngajak ke tempat wisata saja yang kebetulan belum pernah saya kunjungi, hingga akhirnya memilih air terjun Dlundung ini. Beberapa minggu sebelumnya kebetulan ada temen yang habis dari sana dan di posting di instagram maupun whatsapp, saya tertarik dan menanyakan seperti apa tempat wisata disana, aksesnya, tiket masuk dan yang lainnya. Hingga akhirnya kemarin itu baru bisa menyempatkan untuk berkunjung kesana.
Berangkat siang pas matahari sedang terik, nggak menurunkan semangat saya untuk tetap memacu motor dengan kecepatan sedang sambil menikmati lalu lintas lintas yang cukup ramai dari kawasan Jetis-Mojokerto menuju Mojosari. Kemudian dari Mojosari ambil arah selatan menuju Trawas, dari sini lalu lintas mulai cukup lengang dan kondisi jalan lurus menanjak. Kemudian ketika memasuki kawasan Trawas hawa sejuk dan segar mulai terasa, kondisi jalan mulai berliku dan semakin menanjak, di kanan kiri jalan disuguhi pepohonan hijau yang terdapat banyak warung. Motor 135 cc yang saya kendarai dengan membonceng anak dan istri mulai meraung-raung di gigi 2 maupun 3 namun tenaga tetap terisi.
Setelah sampai di Polsek Trawas masih lurus sampai ketemu pertigaan besar yang ada petunjuk jalan menuju Dlundung, saya ambil kanan, dan ternyata jalan menuju air terjun Dlundung ini semakin nanjak, motor saya pacu hanya di gigi 1 saja. Jarak dari pertigaan tadi menuju gerbang loket air terjun Dlundung kurang lebih 3 km dan di jalur ini ternyata banyak mobil LCGC macam Agya/Ayla atau Sigra/Calya merayap nanjak meskipun kondisi penumpang full, mantab bisa diandalkan ditanjakan.

Setelah sampai loket, langsung diarahkan ke tempat parkir motor yang berada di belakang pos loket dengan jalan menurun tajam. Bayar parkir sebesar 3000 kemudian bayar tiket masuk per orang sebesar 12.500 saat weekend, kalau pas hari biasa saya lupa berapa tapi di pos loket ada tulisannya. Nah dari sini ternyata untuk menuju air terjun masih jauh dan kita harus jalan kaki sejauh 500 meter, katanya sih bisa lanjut bawa motor tapi waktu itu nggak boleh, yowes nggak masalah jalan kaki saja.

Jalan menuju lokasi ini sangat lebar dan kita lagi-lagi disuguhi pepohonan dan suara gareng khas hutan. Di sebelah kiri ada bukit yang ternyata diatasnya bisa dibuat untuk berkemah, begitu juga di sebelah kanan saya ada lokasi untuk berkemah namun lokasinya agak kebawah.

Mendekati lokasi air terjun ada taman-taman dan sungai kecil yang bisa dipakai untuk bermain air. Selain itu juga ada taman kelinci tapi untuk masuk taman kelinci ini harus bayar tiket dulu sebesar 5000.


Semakin dekat dengan air terjun, kita akan melewati jalan kecil dan sekitar 100 meter kemudian sampai di air terjun Dlundung. Tinggi air terjun ini sekitar 50-60 meter dan airnya meluncur kebawah menuju kolam yang sengaja dibuat, sehingga bisa dipakai untuk bermain atau menceburkan diri ke kolam yang dalamnya selutut orang dewasa.

Anak saya mau turun dan bermain air sepuasnya tentunya saya dampingi karena ada beberapa bagian batu ataupun pinggiran kolam yang agak licin. Airnya sangat dingin dan segar khas pegunungan dan kita disana sampai jam 4 sore karena memang betah bermain air dibawah air terjun Dlundung ini.

Last… wisata air terjun Dlundung-Trawas ini sangat recomended untuk dikunjungi apalagi ada tempat untuk berkemah bersama keluarga maupun teman dan disediakan persewaan tenda. Paling rame sih pas weekend banyak yang mendirikan tenda menghabiskan malam minggu dengan menikmati hawa dingin di area Wisata Air terjun Dlundung. Namun yang harus diperhatikan adalah kendaraan yang dibawa harus bener-bener fit karena jalannya cukup menanjak. (Ochim)